Tiga Tipe Pengendara

Lupakan jalan yang makin menyempit. Lupakan kemacetan yang makin menyebalkan dan menjadi-jadi. Toh menyesali kondisi jalanan yang tidak nyaman tak ada gunanya juga. Bikers bisa berbuat sesuatu untuk sedikit mengurangi keruwetan lalu lintas di jalan, yakni sikap berkendara. Sikap berkendara ini cermin dari tipe atau karakter pengendara, jelas Ridwan Z. Syaaf, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director JDDC Jakarta, ada tiga tipe pengendara. Pertama pengendara Defensive, pengendara aktif dan terakhir pengendara pasif.

Tipe pengendara defensive punya kecenderungan pro aktif. Selalu bisa membaca situasi. Tidak suka menduga-duga terhadap kemungkinan yang bakal terjadi, jelasnya.

Contoh karakter ini bisa dilihat dari cara berkendara. Ia selalu waspada, jika di depan ada kendaraan pelan. Pengendara defensive akan memberikan tanda agar pengendara lain tahu keberadaannya. Bisa dengan memberikan klakson, ungkap pria yang mangkal di bilangan Pondok Indah.

Pengendara defensive mampu melakukan penyesuaian terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi. Jika dilihat jalan tidak memungkin ngebut tentu dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tipe kedua pengendara aktif. Ridwan Z syaaf menyebutnya dengan tindakan agresif. Tidak peduli terhadap aturan lalu lintas. Egonya sangat tinggi. Tujuannya agar cepat sampai tanpa memperhatikan kaidah yang berlaku.

Tipe inilah yang kerap menimbulkan potensi kecelakaan di jalan raya. Munculnya sikap agresif atau aktif ini bisa karena lingkungan. Kemacetan misalnya, orang ingin cepat sampai maka dilakukan segala cara, tambah jusri lagi. Terobos lampu merah atau naik trotoar salah satu contoh konkret tipe agresif ini.

Terakhir adalah tipe pasif. Karakternya pengendara jenis ini memiliki kecenderungan acuh beibeh. Tipe ini tidak sadah bahwa jalanan merupakan killing field. Mereka menganggap bahwa berkendara adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Tidak memiliki potensi bahaya, papar Jusri.

Dalam pengamatan Jusri, pengendara wanita sebagian besar masuk dalam tipe ini. Pengendara cewek cenderung tidak curiga. Jarang memperkirakan hal yang buruk. Orang lain diharapkan yang mengerti kita. Bukan kita yang mencoba mengerti orang lain, katanya lagi.

Dalam kaitan itu, pengalaman berkendara saat mudik lebaran bisa dijadikan contoh pengendara pasif. Yakni masih banyak pengendara yang cuek terhadap bahayanya turing lebaran dengan membawa anak-anak dan bagasi berlebih. Jelas ini sikap prilaku yang cuek beibeh.

Menurut Jusri agar terhindar dari keruwetan sikap defensive seluruh pengendaralah yang harus diutamakan. Itu jika kita mau berkendara secara aman, tuturnya.

0 komentar:


 

K2 Modify 2007 | Use it. But don't abuse it.